Minggu, 20 November 2011

Novel Sengsara Membawa Nikmat

Novel Sengsara Membawa Nikmat Pengarang : Tulis Sutan Suti Unsur Intrinsik Tema: Kesabaran seseorang dalam menerimapenderitaan. (Novel ini menceritakan ketabahanMidun yang mendapat cobaan bertubi-tubi tetapi ia tetap sabar dan akhirnyamenuai kesabarannya dengankebahagiaan.) Amanat : -Bersabarlah dalam menjalanikehidupan karena tak ada kehidupanyang tanpa ujian atau cobaan, danpercayalah bahwa dibalik cobaan danujian yang datang pasti ada hikmahyang tersembunyi. (Midun yang mendapatkan hikmah daricobaan yang dia hadapi berupa istri danpekerjaan.) - Pandai - pandailah mengemudikan hawanafsu. (Dalam novel ini dicertakan Kacak yangselalu mengikuti hawa nafsunyaakhirnya menimbulkan petaka bagidirinya sendiri di akhir cerita yaitumasuknya ia di penjara. Latar: Tempat : 1. Padang (Minangkabau) (Sirih pinang selengkapnya, artinyaialah akan dikunyah guru, waktu iamenghentikan lelah tiap-tiap sesudahmengajar anak muda itu, dan lagi sirihpinang itu telah menjadi adat yangbiasa di tanah Minangkabau.) 2. Bogor (Pada petang hari kami berjalan-jalan dikota Bogor.) 3. Betawi (Dengan hal demikian, ia telahmengetahui jalan-jalan di kota Betawi.) Waktu : 1. Waktu asar (Waktu asar sudah tiba.Amat cerah haripetang itu.) 2. Malam hari (Pada malam hari Midun dan Maunpergi pula ke pasar malam.) 3. Petang hari Jumat. (Ia berangkat pada petang hari Jumat.) 4. Pagi-pagi hari Sabtu (Pagi-pagi hari Sabtu, sebelum matahariterbit, sudah sampai di Bukittinggi.) 5. Tiga hari kemudian (Tiga hari kemudian, perkawinan Midundan Halimah dilangsungkan.) 6. Pada keesokan harinya pagi-pagi (Pada keesokan harinya pagi-pagiMidun pergilah ke kantorHoofdcommissaris.) Suasana : 1. Menakutkan (Ketika Kacak pergi kepasar dan orang-orang menyalami dia bukan karenasegan tetapi karena ketakutan.) 2. Mengharukan (Ketika Midun mendapatkan pekerjaandari Tuan Hoofdcommissaris karenakebaikannya menolong anaknya.) Tokoh: 1. Midun 2. Tuanku Laras 3. Kacak 4. Haji Abbas 5. Maun 6. Halimah 7. Pak Karto 8. Syekh Abdullah Al-Hadramut 9. Tuan Hoofdcommissaris 10. Manjau Penokohan: 1. Midun: protagonis, seorang pemudaberbudi, sopan, taat pada agama,serta penyabar. (Budi pekertinya amat baik dan tertibsopan santun kepada siapa jua pun.Tertawanya manis, sedap didengar;tutur katanya lemah lembut. Ia gagahberani lagi baik hati, penyayang danpengasih, jarang orang yang sebaik diahatinya. Sabar dan tak lekas marah,serta tulus ikhlas dalam segala hal. Hatitetap dan kemauannya keras.) 2. Tuanku Laras: antagonis, seorangKepala Kampung yang sangat kaya.Dia sangat ditakuti dan diseganidikampungnya. (Sungguhpun demikian, seorang pun takada yang berani menegurnya, karenaorang takut kepada Tuanku Laras.) 3. Kacak: antagonis, seorang pemudayang mempunyai sifat dan tingkahlaku kurang baik. Dia angkuh dankasar. (la tinggi hati, sombong, dan congkak.Hal itu sudah menyatakan, bahwa iaseorang yang busuk hati. Di kampungitu ia sangat dibenci orang, karenasangat angkuhnya. Perkataannya kasar,selalu menyakitkan hati.) 4. Haji Abbas: protagonis, seorang guruyang sangat mahir ngaji dan guru silat. (-Di dalam ilmu silat, memang HajiAbbas sudah termasyhur semana-mana di seluruh tanah Minangkabau.-Tidak orang kampung itu saja, bahkanbanyak orang yang datang dari negerilain belajar mengaji kepada HajiAbbas.) 5. Maun: protagonis, seorang pemudaberbudi, sopan, serta taat kepadaajaran agama. Dia sahabat kentalMidun. (-"Sudah, Engku Muda;" ujar Maundengan sopan.-Ia tiada berani membantah, sebabMaun sudah tahu sejak dari kecil akantabiat Midun.) 6. Halimah: protagonis, seorang gadisyatim. Dia tinggal dengan ayah tirinyayang kaya raya. Dia termasukperempuan berbudi. (-Ketika babu menyebutkanNyaiAsmanah, Midun maklum bahwabapak tiri Halimah itu orang putih,tidak sebangsa dengan dia. -Sesudah Halimah bermaaf-maafandengan nenek itu, maka Midunpergilah mengantarkan nenek itu kerumahnya.) 7. Pak Karto: protagonis, seorang sipirpenjara tempat Midun sewaktudipenjara di Jakarta. Dia mempunyaihati yang baik. (Mereka kedua minta terima kasih akanpertolongan Pak Karto.) 8. Syekh Abdullah Al-Hadramut: antagonis, saudagar kaya keturunanArab. Hatinya kurang baik. Diaterkenal sebagai seorang rentenir. (-Tetapi dalam pada itu Syekh Abdullahsudah mengambil keuntungan lebih dulu daripada harga kain itu. Penipuanitu sekali-kali Midun tidakmengetahui. -"Apa? Bunga uang?" ujar SyekhAbdullah al-Hadramut. "Ini bukanperkara bunga. Uang yang f 250,- inibelum cukup. Midun mesti bayarsebanyak yang ditulis dalam keduasurat utang Midun; jumlahnya semua f 500,-.") 9. Tuan Hoofdcommissaris: antagonis,seorang kompeni dengan jabatansebagai Kepala Komisaris. Diamempunyai hati yang baik. (Setelah Hoofdcommissaris bercakapbeberapa lamanya di telepon, Midundibawa ke dalam sebuah kamar besar.Di situ dilihatnya amat banyak orangbekerja. Maka Midun pun mulailahbekerja sebagai juru tulis di kantorHoofdcommissaris.) 10. Manjau: antagonis, pemuda baik-baik, adik kandung Midun. (Begitu pula tentang pergaulan hidupdan caranya berteman dengan orang.Mendengarkan cerita Midun yang amatpanjang itu, Manjau insaf benar-benarakan dirinya. la menekur danmenyesal.) Alur Maju: Dalam novel ini memiliki alur :Pengantar, Penampilan Masalah, Puncak Ketegangan, Ketegangan Menurun, Penyelesaian) Sudut Pandang: Orang ketiga (Pada keesokan harinya, pagi-pagiMidun pergilah ke kantorHoofdcommissaris. Ciri-ciri sudut pandang ketiga yaitu menggunakannama tokoh.) Unsur Ekstrinsik Religi: Religi pengarang adalah Islam karena dalamnovel itu diceritakan agama yang menjadilatar belakang novel adalah Islam. Latar belakangsosial budaya pengarang: Latar belakang sosial budaya pengarangadalah adat Minang karena beliau sangatmengenal seluk beluk adat minang. Latar belakangpendidikanpengarang: Latar belakang pendidikan pengarang adalahorang yang hanya tamat pendidikan redahseperti SMA, karena diceritakan bahwapelaku utama hanyalah seorang hanyalahseseorang yang tidak berpendidikan tinggi,sehingga sulit mencari pekerjaan. Adat Istiadat: Adat istiadat pengarang sama seperti dinovel seperti adat Minang yang kental tetapitetap dalam garis agama Islam. Nilai Moral: (Karena salah satu amanat dari novel iniadalah untuk selalu mengendalikanhawa nafsu.) Nilai Agama: (Novel ini mengandung nilai keagamaanyang merupakan agama Islam misalnyaperbuatan yang dilakukan SyekhAbdullah Al-Hadramut yaitu mengambilbunga dari uang yang ia pinjam dariMidun yang dimana uang itu adalahuang haram.) Status Ekonomi: Masyarakat miskin (sederhana)(Diceritakan dalam novel ini pemeranuntama adalah seorang yang miskintetapi sangat baik dan sopan.

Tidak ada komentar: